Assalamu'alaikum wr.wb dan salam sejahtera untuk kita semua,
Rekan-rekan tercinta yang saya hormati,
Mengingat banyak rekan-rekan yang belum dan ingin mengetahui sejarah slogan
B2W, berikut ini adalah rangkuman perjalanan ter"PILIH"nya
slogan/logo B2W.
Organisasi resmi Pekerja Bersepeda Indonesia, terlahir dari dipercayanya
formartur Komunitas Pekerja Bersepeda yang diwakili oleh 3T (Taufik, Toto dan
Tekad). Tugasnya tidak lain membentuk organisasi yang lebih formal dengan om
Taufik Hidayat sebagai Ketum dan om Toto Sugito sebagai Ketua Harian yang
terbentuk dibulan Mai 2005.
Singkat cerita, menjelang akhir tahun 2005 karena ada kepentingan pribadi,
om Taufik Hidayat mengundurkan diri sebagai Ketum. Secara aklamasi pada rapat
pleno Pengurus ditetapkan om Toto sebagai Ketua Umum, dan Ozy yang tadinya
membantu sebagai Penasehat didaulat untuk membantu om Toto sebagai Ketua.
Pelan tapi pasti identitas dalam bentuk keseragaman slogan/logo mulai
mencuatkan pemikiran yang lebih matang, kita harus mempunyai keseragaman sikap
yang lebih baik.
Pada periode kepengurusan inilah kita mulai merasakan pentingnya suatu
simbol komunitas yang baku dan standar. Dari sekian banyak usulan logo yang
masuk, akhirnya logo hasil karya om Abby Kahuna yang dipilih untuk menjadi
standar. Logo ini pulalah yang didaftarkan hak patennya.
Pembicaraan slogan yang diwujudkan dalam bentuk logo sebenarnya sudah
menjadi bahan diskusi dari awal 2005. Diawali dengan ajakan dari pakdhe Momi
untuk bergabung dalam komunitas pekerja bersepeda sekaligus membantu untuk
membesarkannya. Mulailah terpikir sarana marketing apa yang bisa dilakukan.
Jangan dibayangkan keadaanya seperti hari ini ya..., dimana berbagai bentuk
merchandise sudah banyak tersedia, mulai dari jersey, kaos, pin, sticker bahkan
biketag.
Atas inisiatip pakdhe Momi untuk membuat T-shirt sebagai seragam komunitas,
maka saya dibantu oleh rekan yang kebetulan salah satu pendiri Dagado, akhirnya
dibuatlah sekitar 160 buah T-shirt dengan dua jenis logo yang berbeda, kenapa
tidak standar dan berbeda pula???
Kenyataannya diawal 2005 kala itu, kita memang belum mempunya logo yang
standar. Jangankan logo, slogan yang di-usung-pun belum seragam. Akhirnya dari
beragam macam usulan yang dibahas kesepakatan mengerucut pada 2 pilihan yakni
"bike-to-Go" dan "bike-to-Work" dan pilihan inilah akhirnya
menjadi disain pada T-shirt yang dibuat (lihat gambar terlampir).
Dalam pembahasan mengenai slogan ini sempat mencuat karena muncul pemikiran
bagaimana dengan b2school, b2campus atau rekan2 pekerja yang sudah terlebih
dahulu menggunakan sepeda untuk hidup, bike-for-work (b4w).
Kenapa tidak pakai terminologi yang lebih generik seperti bike-to-Go agar
bisa mewakili keseluruhan pengguna sepeda.
Dari hasil browsing di internet, serta pengalaman pribadi dari beberapa
rekan yang kebetulan sempat menghirup udara segar ketika tinggal di negeri
keju. Akhirnya di "PILIH" dan di"SEPAKATI" untuk
menggunakan terminologi "bike-to-work" . Hal ini dilakukan
semata-mata hanya sebagai PILIHAN mengingat B2W memang sudah menjadi jargon
yang lebih dikenal sehingga lebih memudahkan dalam mengkampanyekannya.
Memang untuk memudahkan pengertian makna "work" dalam kalimat
singkat bike-to-work, disepakati bahwa makna "work" bisa diartikan
seluas-luasnya termasuk "work" ke sekolah, kampus, atau apa saja.
Lalu salahkah kita kalau kita hendak mempromosikan B2S atau B2C, jelas tidak
...!!!, karena diluar sana program ini juga sudah mulai digalakkan kepada
masyarakat. Lalu kenapa kita tidak mulai memasyarakatkan dari sekarang. Sekali
lagi ini adalah masalah strategi yang kita pilih dan sepakati, mengingat kita
B2S dan B2C membutuhkan pemikiran yang lebih matang dan bertanggung jawab.
Jelaslah mengapa komunitas Pekerja Bersepeda Indonesia, secara sadar dan
sistematis memang memilih slogan "Bike-to-Work" .
Lalu, kenapa kita tidak mengikuti saja strategi yang ada dinegara maju?
Perlu diketahui, tidak seperti kebanyakan negara-negara yang sudah sukses
menerapkan program berSepeda sebagai sarana transportasi dengan membangun
infrastruktur bersepeda yang memadai, sehingga bersepeda menjadi aman dan
nyaman. Dimana negara-negara tersebut membangun infrastruktur bersepeda dengan
inisiatif dan dukungan kuat dari pemerintahnya.
Katakanlah seperti Belanda yang akibat dari krisis BBM sekitar 40-50 tahun
yang lalu, lalu pemerintah Belanda akhirnya mengeluarkan undang-undang serta
peraturan terkait agar orang mau untuk menggunakanan sepeda sebagai sarana
transportasi, dibarengi dengan dibangunnya sarana dan prasarana untuk berSepeda
yang aman dan nyaman.
Demikian juga demikian kota Bogota, akibat dari kemacetan yang demikian
parahnya, akhirnya pemerintah kota Bogota berinisiatif merubahnya dengan
menggalakan sarana angkutan umum dan bersepeda yang nyaman dan aman.
Satu hal yang perlu dipahami, sekalipun kegiatan kampanye terkesan banyak
menggarap masyarakat di level eksekutif, ini hanyalah strategi taktis untuk
mempercepat program getok-tular. Diharapkan keterlibatan mereka akan memudahkan
bagi karyawan dibawahnya mendapat dukung baik moril maupun prasarana parkir
sepeda dan kamar mandi. Jadi jelas strategi yang kita pilih untuk menggalakan
program B2W ini tidak membatasi siapa saja yang bisa terlibat, baik itu pekerja
kantoran, pekerja pertokoan, pengusaha, buruh, pelajar, mahasiswa dan
sebagainya.
Hal ini penting untuk dimengerti agar kita semua berusaha terus meningkatkan
value dari komunitas B2W itu sendiri dalam satu kebersamaan, dan terbukti
berhasil dengan mulai "melek"nya pejabat mulai dari level menteri
hingga pemkot/pemda maupun dari level CEO hingga karywan biasa untuk melakukan
aktivitas bersepeda ke tempat kerja. Bahkan tidak sedikit mahasiswa/mahasiswi
serta adik-adik yang masih dibangku sekolah
berpartisipasi aktif dalam progam B2W ini.
Dengan semakin diakuinya eksistensi B2W-Indonesia, semakin besar fungsi
tawar kita dan semakin cepat pula kemungkinan akan terwujudnya cita-cita yang
kita canangkan, yakni terciptanya JALUR SEPEDA yang nyaman dan aman.
Jika impian di atas sudah menjadi kenyataan, barulah kita mulai berkampanye
untuk B2S dan B2C seperti yang saat ini tengah digaungkan oleh negara-negara
yang sudah beberapa langkah didepan kita. Namun untuk saat ini, saya menghimbau
kepada rekan-rekan semua agar untuk bersabar, jika saatnya sudah tepat mari kembangkan
program B2S dan B2C.
Semua yang kita lakukan seyogyanya adalah suatu pilihan, bukan masalah mana
yang benar atau yang salah, jika dalam perjalanannya dirasa ada yang lebih
efektif dan optimal, mari kita diskusikan secara bijaksana dan sepakati yang
terbaik.
Semoga penjelasan singkat ini bisa memberi kejelasan kepada kita semua, agar
kita bisa tetap bersatu dalam menggapai cita-cita dalam menciptakan lingkungan
yang bersih dan sehat dengan berSepeda. Apalagi sich yang bisa kita tinggalkan
untuk generasi muda mendatang dari negeri tercinta Indonesia ini ...
Salam - Ozy
Ketua b2w-Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar